_-_ welcome to my blogg _-_

_-_ W E L C O M E TO MY 'B L O G G' _-_

Jumat, 04 Mei 2012

status gizi ibu hamil

Status Gizi Ibu Hamil


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Status Gizi Ibu Hamil
1. Status Gizi Ibu Hamil
a. Pengertian Status gizi
Status Gizi adalah Keadaan tubuh seseorang sebagai akibat penggunaan makanan zat gizi oleh tubuh (Sufiati, 2008). Status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, baik dan lebih (Almatsier, 2001). Status gizi adalah ekspresi dalam keadaan seimbang dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujutan dari nutrien dalam benruk variabei tertentu (Supariasa, 2001).

b. Faktor yang mempengaruhi status gizi
Status gizi ibu hamil di pengaruhi terhadap faktor resiko, diet, pengukuran antropometrik dan biokimia. Penilaian tentang asupan pangan dapat di peroleh melalui ingatan 24 jam (Arisman, 2004, p.8). Maka gizi ibu yang kurang baik perlu di perbaiki keadaan gizinya atau yang obesitas mendekati yang normal, yang di lakukan sebelum hamil. Sehingga mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk
mendapatkan bayi yang sehat, serta untuk mempertahankan kesehatannya sendiri.
Berat badan bayi baru lahir ditentukan oleh (disamping faktor genetis) status gizi janin. Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status gizi ibu pada waktu melahirkan dan keadaan ini dipengaruhi pula oleh status gizi ibu pada waktu konsepsi. Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh:
1)      Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil
2)      Keadaan kesehatan dan gizi ibu
3)      Jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak yang pertama
4)      Paritas dan usia kehamilan pertama.
Status gizi pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan kesehatan dan status gizi waktu konsepsi, juga berdasarkan keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil, derajat pekerjaan fisik, asupan pangan, dan pemah tidaknya terjangkit penyakit infeksi. Status gizi ibu akan mempengaruhi status gizi janin dan berat lahir. Penilaian status gizi dan perubahan fisiologis selama hamil dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan janin, misalnya berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat badan yang tidak adekuat (Arisman, 2004,pp. 8-9).
Kehamilan merupakan anugerah yang luar biasa yang dapat membuat keluarga menjadi bahagia. Perubahan fisik dan psikologis akan terjadi selama kehamilan. Masa kehamilan ini sangat penting untuk menentukan kualitas anak. Oleh karena itu, selama kehamilan ibu memerlukan makanan yang bergizi. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu.
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya.
Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang seimbang dengan perkembangan masa kehamilan. Trimester I, pertumbuhan janin masih lambat sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu besar, tetapi ibu mengalami ketidaknyamanan seperti ngidam, mual dan muntah. Trimester II dan III, pertumbuhan janin berlangsung dengan cepat sehingga perlu memperhatikan kebutuhan gizinya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang makanan sehat bagi ibu hamil, antara lain:
1.    Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh ibu dan pertumbuhan bayi.
2.    Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin,mineral).
3.    Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi.
4.    Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah.
2.3         Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Hamil
Status gizi ibu hamil pada waktu pertumbuhan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Hal ini dikarenakan berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan bayi yang normal juga. Di negara maju, rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sekitar 12-14 kilogram. Tetapi berdasarkan perkembangan terkini, disampaikan bahwa penambahan berat badan ibu selama hamil tidak terlalu mempengaruhi berat badan bayi.
Kekurangan asupan gizi pada trimester I dapat menyebabkan hiperemesis gravidarum, kelahiran prematur, kematian janin, keguguran dan kelainan pada sistem saraf pusat. Sedangkan pada trimester II dan III dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu, berat bayi lahir rendah. Selain itu, juga akan berakibat terjadi gangguan kekuatan rahim saat persalinan, dan perdarahan post partum.
Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Kategori Berat (BMI)
Total Kenaikan BB (Kg)
Penambahan BB
TM I (Kg)
TM II (Kg)
Normal ( BMI 19,8-26)
12,5 – 13
2,3
0,49
Kurus ( BMI < 19,8 )
11,5 – 16
1,6
0,44
Lebih
7 – 11, 6
0,9
0,3
Obesitas ( BMI > 29 )
6


Tanda Kecukupan Gizi pada Wanita Dewasa dan Ibu Hamil
Zat Gizi
Satuan
Kal
2200
2485
Gr
48
60
RE
500
700
Ug
5
15
Mg
8
18
Mg
65
130
Thiamin
Mg
1,0
1,2
Niacin
Mg
9
9,1
Vitamin B12
Mg
1,0
1,3
Ug
150
300
Piridoksin
Mg
1,6
3,8
Mg
60
70
Mg
500
900
Mg
450
650
Mg
26
46
Seng
Mg
15
20
Ug
150
175
Selenium
Ug
55
70
Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)
Status
Tanda
Keadaan umum
Responsive, gesit
Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh
Postur
Tegak, tungkai dan lengan lurus
Otot
Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah kulit
Saraf
Perhatian baik, tidak mudah tersinggung, refleks  normal, mental stabil
Pencernaan
Detak dan irama normal, tekanan darah normal sesuai usia
Vitalitas umum
Ketahanan baik, energik, cukup tidur, penuh semangat
Rambut
Mengkilat, keras tak mudah rontok, kulit kepala normal
Kulit
Licin, cukup lembab, warna segar
Muka dan leher
Warna sama, licin, tampak sehat, segar
Bibir
Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak bengkak
Mulut
Tidak ada luka dan selaput merah
Gusi
Merah normal, tidak ada perdarahan
Lidah
Merah normal, licin, tidak ada luka
Gigi geligi
Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat, lurus dagu normal, bersih dan tidak ada perdarahan
Mata
Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada perdarahan
Kelenjar
Bersinar, bersih, selaput besar merah, tidak ada perdarahan
Kuku
Keras dan kemerahan
Tungkai
Kaki tidak bengkak, normal
Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil antara lain:
1.    Umur.
2.    Berat badan.
3.    Suhu lingkungan.
4.    Aktivitas.
5.    Status kesehatan.
6.    Pengetahuan zat gizi dalam makanan.
7.    Status ekonomi.
a.    Umur
Lebih muda umur ibu hamil, maka energi yangg dibutuhkan lebih banyak.
b.    Berat Badan
Berat badan lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu, merupakan faktor menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil.
c.       Suhu Lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37 derajat Celcius yang digunakan untuk metabolisme optimum. Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan energi yang diperlukan.
d.      Aktivitas
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
e.       Status Kesehatan
Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus diperhatikan.
f.       Pengetahuan Zat Gizi dalam Makanan
Perencanaan dan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa mempunyai peranan yang penting.
Faktor yang mempengaruhi perencanaan dan penyusunan makanan yang sehat dan seimbang antara lain:
1.    Kemampuan keluarga dalam membeli makanan.
2.    Pengetahuan tentang zat gizi.
Dengan demikian, tubuh ibu akan menjadi lebih efisien dalam menyerap zat gizi dari makanan sehari-hari.
Kebiasaan dan Pandangan Wanita Terhadap Makanan
Pada umumnya, kaum ibu atau wanita lebih memperhatikan keluarga daripada saat ibu tersebut hamil. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya, minimal empat kali selama kehamilannya.
g.      Status Ekonomi
Status ekonomi maupun sosial mempengaruhi terhadap pemilihan makanan.
2.5       Hubungan Status Gizi Ibu Hamil
Dari hasil pengamatan ada hubungan yang kuat antara keadaan gizi ibu sebelum hamil dengan berat bayi yang dilahirkan, sedangkan berat bayi lahir merupakan indikasi yang potensial untuk status kesehatan bayi nantinya. Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram mempunyai kesempatan tinggi secara statistik untuk mendapatkan penyakit atau meninggal pada awal kehidupannya. Pada tubuh ibu yang kurang gizi tidak dapat membentuk plasenta yang sehat, yang cukup menyimpan zat-zat gizi untuk janin selama pertumbuhannya. Maka gizi ibu yang kurang baik perlu diperbaiki keadaan gizinya atau yang obesitas menjadi mendekati normal, yang dilakukan sebelum hamil. Sehingga mereka mempunyai kesempatan lebih besar untuk mendapatkan bayi yang sehat, serta untuk mempertahankan kesehatannya sendiri (Soetjaningsih, 2000, pp.132-
133). Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Disamping itu akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya. Kondisi anak yang terlahir dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam lingkungan yang miskin akan menghasilkan generasi kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit infeksi. Keadaan ini biasanya ditandai dengan berat
dan tinggi badan yang kurang optimal (Supariasa, 2001, p.29).
Text Box: Status gizi ibu ketika konsepsi
ke                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      
 

Faktor yang terkait dengan status gizi wanita hamil dan hasil konsepsi

2.6       Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.

a.  Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.  Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
·  Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin pun dapat dipastikan keadaannya.
·  Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu, karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan (bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang sangat berguna bagi ibu dan janinnya
·  Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada ibu hamil dan janinnya
·  Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
·  Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun dapar berjalan dengan lancar
·  Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan saat proses persalinan.
Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.
b.  Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :
Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu tidak tertangani dengan baik.
Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
c.  Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik. Yang patut diperhatikan adalah bahwa kehamilan bukanlah suatu keadaan patologis yang berbahaya. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang akan dialami oleh wanita usia subur yang telah berhubungan seksual. Dengan demikian kehamilan harus disambut dan dipersiapkan sedemikian rupa agar dapat dilalui dengan aman.
BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
                                    Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain : keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, anemia pda bayi dan bayi lahir dengan BBLR.
                                    Pengaruh gizi kurang terhadap kejadian BBLR cukup besar pada ibu hamil apalagi kondisi gizi ibu sebelum hamil buruk. Masalah gizi kurang ini pada ibu hamil dapat dilihat dari kekurangan energi kronis dan kejadian anemia.
3.2       Saran
                                    Untuk memperkecil resiko BBLR diperlukan upaya mempertahankan kondisi gizi yang baik pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar Hb dan pengukuran LILA sebelum atau saat hamil.
           
DAFTAR PUSTAKA
Francin,P.2005. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. EGC : Jakarta
Gizikuseimbang.blogspot.com/2009.03/gizi-seimbang-bagi-wanita-hamil
Lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/17/gizi-seimbang-ibu-hamil/
Scribd.com/doc/6223587/kebutuhan-zat-gizi-sepanjang-daur-kehidupan-manusia
Sophia,E.2009.Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.medicastore.com/artikel/kebutuhan_gizi_ibu_hamil
Arisman. 2008. Gizi dalam Daur Kehidupan. Palembang : Jakarta

Tidak ada komentar: