postingku di awal juni...!!!
yaaaaahhhhh.........
inikah hidup???
sebegitu rumitkah???
kadang aku bingung, hal apa yang harus aku lakukan satu detik berikutnya
mau ini, mau itu??? yang mana dulu???
mungkin harus banyak berfikir kali yaa???
hmmmmmmmmmmm.........
tapi,,,, banyak berfikir buang-buang waktu aja kali yaa??? bener gak???
tau akh!!!
jadi orang sukses itu impian semua orang. sedangkan impian itu harus diraih dengan usaha,,,,,, dalam suatu usaha itu,,kadang kita dihadapkan dengan satu kata yaitu 'kegagalan'... yaahh, kata yang sungguh menyeramkan bagi sebagian orang. tapi semua itu harus dihadapi dan butuh mental yang kuat...
sob_____
gagal itu satu proses menuju kesuksesan,,,
bangkit dari kegagalan adalah mendekatkan kita menuju kesuksesan
jadi,,, jangan mudah menyerah ataupun putus asa
semangat!!! semangat!!! dan SEMANGAT!!!
yakinlah pasti selalu ada jalan menuju kesana, menuju kesuksesan...
*jangan lupa ia,,,,,,, usahalah disertai dengan do'a
itu HARUS!!!
_-_ welcome to my blogg _-_
_-_ W E L C O M E TO MY 'B L O G G' _-_
Sabtu, 02 Juni 2012
Selasa, 15 Mei 2012
Gizi Ibu Hamil Trimester III
Di trimester ke III, ibu hamil butuh bekal enerji yang memadai. Selain
untuk mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan enerji
untuk persalinan kelak.
Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tak boleh dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi.
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:
Kalori. Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285-300 kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.
Vitamin B6 (Piridoksin). Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan pesan.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
Yodium. Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari
Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3). Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.
Air. Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan softdrink
Itulah sebabnya pemenuhan gizi seimbang tak boleh dikesampingkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi.
Berikut ini sederet zat gizi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ke III ini, tentu tanpa mengabaikan zat gizi lainnya:
Kalori. Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah sekitar 285-300 kkal.
Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, Anda harus menggenjot konsumsi makanan dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa diperoleh melalui serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara untuk lemak, Anda bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.
Vitamin B6 (Piridoksin). Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak jianin, semakin meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan pesan.
Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari. Makanan hewani adalah sumber yang kaya akan vitamin ini.
Yodium. Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perekembagan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil.
Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga janin tumbuh melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari
Tiamin (vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3). Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem pernafasan dan enerji. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin B ini bisa Anda konsumsi dari keju, susu, kacang-kacangan, hati dan telur.
Air. Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan.
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih. Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan. Tapi jangan lupa, agar bobot tubuh tidak naik berlebihan, kurangi minuman bergula seperti sirop dan softdrink
Selasa, 08 Mei 2012
pustaka
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS COLOMADU II KARANGANYAR
|
Oleh :
RAJ. Budiani Retnaningsih |
ABSTRAK
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan konsumsi makanan
dengan kesehatan tubuh. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi baik dapat
memilih asupan makanan yang bernilai gizi baik dan seimbang.
Tujuan Penelitian adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu
hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. Desain
penelitian Cross sectional dengan tehnik sampling. Tempat penelitian di
Puskesmas Colomadu II, Subyek penelitian ibu hamil Trimester III
sebanyak 55 orang. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner yang
telah di validasi dengan analisis pearson product moment dan rumus
KR-20.
Hasil penelitian hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi
dengan status gizi ibu hamil diperoleh hasil penghitungan menggunakan
chi square dengan nilai p = 0.003 (p < 0,05) sehingga hubungan antara
pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi pada kehamilan
trimester III adalah signifikan (bermakna). Nilai koefisien kontingensi
0,415 maka hubungan ini bersifat cukup kuat
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu hamil Trimester III, Status Gizi
|
bab IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Hasil Penelitian
Setelah
data terkumpul, maka penulis melakukan pengolahan data dan hasil
analisa data tersebut akan disajikan sebagai hasil penelitian yang
disesuaikan dengan tujuan khusus dan tujuan umum penelitian sebagai
berikut :
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pengertian Gizi Seimbang pada Kehamilan
- NoPengetahuanFrekuensi(n)Persentase(%)1234BaikCukupKurangTidak baik46185760,523,76,69,2Jumlah76100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
36
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang
pengertian gizi seimbang pada kehamilan dengan persentase tertinggi
adalah responden dengan tingkat pengetahuan baik (60,5%) dan jumlah
responden dengan persentase terendah adalah responden dengan tingkat
pengetahuan kurang baik (6,6%). - Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi ibu hamil
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi Seimbang pada Kehamilan
- NoPengetahuanFrekuensi(n)Persentase(%)1234BaikCukupKurangTidak baik174311522,356,614,56,6Jumlah76100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Data
dalam Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang
kebutuhan gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah responden
dengan tingkat pengetahuan cukup (56,6%) dan jumlah responden dengan
persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak
baik (6,6%).
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang angka kecukupan gizi ibu hamil
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil
- NoPengetahuanFrekuensi(n)Persentase(%)1234BaikCukupKurangTidak baik124218415,855,323,75,2Jumlah76100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Tabel
4.3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang angka
kecukupan gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah responden
dengan tingkat pengetahuan cukup (55,3%) dan jumlah responden dengan
persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak
baik (5,2%).
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil
- NoPengetahuanFrekuensi(n)Persentase(%)1234BaikCukupKurangTidak baik220312328,90,040,830,3Jumlah76100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Tabel
4.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang faktor yang
mempengaruhi status gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah
responden dengan tingkat pengetahuan kurang (40,8%) dan tidak ada
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup (0,0%).
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang pada kehamilan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi Seimbang pada Kehamilan
- NoPengetahuanFrekuensi(n)Persentase(%)1234BaikCukupKurangTidak baik124218415,855,323,75,2Jumlah76100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Tabel
4.5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang gizi
seimbang pada kehamilan dengan persentase tertinggi adalah responden
dengan tingkat pengetahuan cukup (55,3%) dan jumlah responden dengan
persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak
baik (5,2%).
- Pembahasan
Pembahasan
dilakukan untuk melakukan telaah pustaka untuk mengetahui adanya
kesesuaian atau kesenjangan antara hasil penelitian dengan teori yang
ada. Apabila ditemukan kesenjangan, maka akan disusun sebuah argumen
ilmiah tentang fenomena yang menjadi hasil penelitian.
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan
Hasil
analisis univariat memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan responden
tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan dengan persentase
tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan baik (60,5%) dan
jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden dengan
tingkat pengetahuan kurang baik (6,6%).
Gizi
merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas SDM. Gangguan gizi
pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya.
Pemenuhan gizi tidak dimulai pada saat janin sudah lahir, tetapi dimulai
dari saat dalam kandungan atau selama kehamilan. Oleh karena itu ibu
hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi selama masa kehamilan (Karyadi, 2001).
Tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan
dapat dikategorikan cukup hal ini dapat disebabkan karena ibu mempunyai
sumber informasi yang baik tentang pengertian gizi seimbang pada
kehamilan, misalnya ibu melakukan konseling dengan bidan pada saat
melakukan ANC. Konseling yang dilakukan bidan tentang pengertian gizi
seimbang pada kehamilan akan meningkatkan pengetahuan ibu. Sebagaimana
dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa seseorang
dengan sumber informasi yang baik akan memiliki tingkat pengetahuan yang
baik.
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi ibu hamil
Tingkat
pengetahuan responden tentang kebutuhan gizi ibu hamil dengan
persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan cukup
(56,6%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden
dengan tingkat pengetahuan tidak baik (6,6%).
Kebutuhan zat gizi selama hamil lebih besar dibandingkan dengan pada sebelum hamil, terutama untuk zat gizi tertentu. Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil
membutuhkan gizi yang seimbang, yaitu makanan dengan kandungan zat-zat
gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan
janin (Karyadi, 2001).
Trimester pertama kehamilan merupakan masa penyesuaian ibu hamil terhadap kehamilannya.
Karena pertumbuhan janin masih lambat, maka penambahan kebutuhan
zat-zat gizinya pun masih relatif kecil, bahkan boleh dikatakan pada
periode ini kebutuhan gizi calon ibu masih sama dengan wanita dewasa
biasa. Memasuki trimester kedua, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan
dengan sebelumnya. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting
karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lain untuk
cadangan sebagai bahan pembentuk ASI pada saat menyusui nanti. Sedangkan
pada tahap terakhir atau trimester ketiga, dibutuhkan vitamin dan
mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan
janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan
energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya (Lubis, 2003).
Hasil
penelitian ini dapat disebabkan karena sebagian besar responden dalam
penelitian ini memiliki tingkat pendidikan menengah. Sebagaimana
dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Pendidikan
adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan
perilaku positif yang meningkat. Pendidikan adalah
suatu kegiatan atau usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya
dengan jalan membina potensi pribadinya yang berupa ketrampilan. Sifat
pendidikan sangat penting yaitu merupakan nilai yang memberikan
pertimbangan dan arahan dalam kehidupan masyarakat, pelaksanaan
pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan tempat pendidikan
tersebut berlangsung dan merupakan satu faktor yang sangat berperan
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimana karakter moral
dan intelektual ditempat untuk bersaing di era globalisasi.
Tingkat
pendidikan sangat berpengaruh pada ibu hamil, dengan tingkat pendidikan
yang tinggi ibu hamil akan mengetahui tentang asupan gizi yang baik
untuk ibu selama kehamilan (Widagdo,2003).
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang angka kecukupan gizi ibu hamil
Tingkat
pengetahuan responden tentang angka kecukupan gizi ibu hamil dengan
persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan cukup
(55,3%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden
dengan tingkat pengetahuan tidak baik (5,2%).
Menurut
Karyadi (2001) angka kecukupan gizi adalah jumlah asupan gizi yang
dianjurkan bagi ibu hamil. Angka kecukupan gizi untuk kebutuhan kalori
atau karbohidrat aalah 2800 Kalori, angka kebutuhan protein adalah 50
gram, kalsium 1,1 mg, zat besi 30 mg, vitamin A 4000 SI, vitamin B1 1,0
mg, vitamin B2 1,5 mg, vitamin B6 1,5 mg dan angka kebutuhan vitamin C
sebesar 40 mg.
Hasil
penelitian ini tentang angka kecukupan gizi ibu hamil dikategorikan
cukup, karena ibu kurang mendapat informasi yang jelas tentang angka
kecukupan gizi ibu hamil. Informasi yang didapat ibu seringkali tentang
jenis dan jumlah gizi seimbang yang harus dikonsumsi ibu tanpa
mencantumkan angka kecukupan gizi ibu hamil. Hal ini sesuai dengan
pendapat Notoatmodjo (2003 yang menyatakan bahwa sumber informasi yang
baik akan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan individu.
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil
Hasil
analisis univariat tingkat pengetahuan responden tentang faktor yang
mempengaruhi status gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah
responden dengan tingkat pengetahuan kurang (40,8%) dan tidak ada
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup (0,0%).
Menurut
Astrini (2001), banyak faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu
hamil, antara lain adalah faktor sosial budaya, sosial ekonomi,
pengetahuan ibu hamil dan penyakit pada ibu hamil. Tingginya prosentase
responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik dapat disebabkan ibu
kurang mendapat penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
status gizi ibu hamil. Dalam konseling tentang gizi seimbang pada
kehamilan, seringkali bidan tidak menjelasakan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi status gizi ibu hamil, tetapi lebih menekankan tentang
jenis dan cara pemenuhan gizi seimbang pada kehamilan.
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang pada kehamilan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup tentang tentang gizi seimbang pada kehamilan
(55,3%) dan sebagian kecil memiliki tingkat pengetahuan tidak baik
(5,2%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Christianingrum
(2005) yang menyatakan bahwa sampai saat ini di Indonesia masih banyak
ibu hamil yang mempunyai pendapat yang salah tentang jumlah asupan gizi
yang harus diperoleh, misalnya pendapat yang menyatakan bahwa ibu hamil
tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan karena dapat membuat
janin terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan. Fenomena
yang menunjukkan bahwa banyak ibu hamil yang mempunyai pendapat yang
salah tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil belum memiliki tingkat
pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang pada kehamilan.
Rendahnya
jumlah ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang
gizi seimbang dalam kehamilan dapat mengakibatkan ibu tidak memenuhi
asupan gizi yang baik selama kehamilan. Hal ini dapat menimbulkan
masalah, baik penyulit maupun komplikasi dalam kehamilan, misalnya KEK.
Sebagaimana dijelaskan bahwa sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang
mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti KEK dan anemia
gizi. Jumlah penderita KEK di Indonesia cenderung mengalami
peningkatan. Menurut data Susenas tahun 1999, jumlah ibu hamil yang
mengalami risiko KEK adalah 27,6 % (Depkes, 2000). Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil di Indonesia menderita KEK (Lubis, 2003).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2009 memperlihatkan
jumlah ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 4.467 ibu hamil atau 14,5 %
dari 30.701 ibu hamil.
bab III gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang pada masa kehamilan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
- Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif
adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan umum untuk membuat
gambaran antara deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif
(Notoatmodjo, 2005). Tujuan digunakannya rancangan deskriptif dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang gizi seimbang pada kehamilan.
- Populasi dan Sampel
- Populasi
Populasi
adalah sekumpulan data yang mengidentifikasikan suatu fenomena.
Populasi tidak terbatas pada masalah manusia, tetapi juga dapat hewan,
tumbuhan dan sebagainya (Mario, 2006). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil di wilayah Puskesmas Kembaran I Kabupaten
Banyumas Bulan Januari sampai dengan April 2010, sejumlah 311 ibu hamil.
- Sampel
25
Sampel penelitian adalah sekumpulan data yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi (Mario, 2006). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
sendiri, berdasarkan ciri-ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoatmodjo, 2005).
Sampel dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria inklusi yang ditentukan, yaitu :
- Ibu hamil yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas
- Bisa membaca dan menulis.
- Bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Sedangkan kriteris eksklusi ditentukan sebagai berikut :
- Ibu hamil yang mengalami penyulit kehamilan, misalnya hiperemesis gravidarum
- Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit menahun
Besar sampel yang diambil ditentukan berdasarkan rumus untuk populasi kecil atau kurang dari 10.000 (Notoatmodjo, 2005), yaitu :
N
n =
1 + N(d)²
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = tingkat kesalahan pengambilan sampel yang ditentukan sebesar 10 %
311
n =
1 + 311 (10%)2
311
n =
1 + 311 (0,01)
311
n =
4,11
n = 75,6
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel ditentukan sebanyak 76 orang. Pemilihan sampel berdasarkan pendekatan simple random sampling atau pemilihan sampel dilakukan dengan cara acak sampai didapatkan jumlah sampel sebanyak 76 orang.
- Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
- Jenis Data
Data dalam penelitian ini terdiri dari primer, yaitu data
yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat
ukur atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber
informasi yang dicari (Badriah, 2006). Data primer diperoleh dengan cara peneliti
membagi kuesioner terhadap responden yang telah memenuhi kriteria
inklusi, sedangkan data sekunder adalah bahan kajian yang digambarkan
oleh dan bukan yang ikut mengalami atau yang hadir pada waktu kejadian
(Arikunto, 2002). Adapun data sekunder yang diambil pada penelitian ini
didapatkan dari data registrasi ibu hamil di puskesmas Kembaran 1
Kabupaten Banyumas.
- Teknik Pengumpulan Data
Sebelum
mengisi kuesisoner, responden diberi penjelasan tentang tujuan, manfaat
penelitian ini dan kesediaan calon responden untuk menjadi responden.
Seluruh responden dalam penelitian ini telah menyatakan kesediaannya
menjadi responden yang ditunjukkan dengan menandatangani surat
persetujuan menjadi responden.
Setelah responden menyatakan setuju, yang ditunjukkan dengan pengisian informed concent,
kemudian responden diberi pengarahan tentang cara pengisian kuesioner.
Responden diminta untuk mengisi kuesioner sendiri tanpa diwakilkan atau
meminta pendapat orang lain. Selama proses pengisian kuesioner tidak ada
responden yang meminta pendapat dari orang lain.
- Instrumen Pengumpulan Data
- Alat Pengumpulan Data
Alat
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner terdiri dari 2 bagian, bagian pertama adalah kuesioner untuk
mengetahui identitas responden, yang meliputi nama, umur, pekerjaan dan
tingkat pendidikan.
Kuesioner
kedua adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
gizi seimbang pada kehamilan. Jumlah item kuesioner kedua adalah 35 item
dengan teknik pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban Benar-Salah.
- Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji
validitas dan reliabilitas telah dilakukan terhadap 20 ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas kalibago kecamatan Sokaraja. Pemilihan lokasi
uji validitas dan reliabilitas karena Puskesmas kalibago kecamatan
Sokaraja mempunyai karakteristik yang sama dengan lokasi penelitian,
karena secara geografis, letak kedua wilayah berdekatan.
- Validitas
Validitas dari alat ukur diketahui dengan teknik korelasi product moment yang diolah dengan komputerisasi, dengan rumus sebagai berikut :
r =
Keterangan :
N = Jumlah responden
X = Skor pertanyaan
Y = Skor total
XY = Skor pertanyaan dikali skor total
r = Taraf signifikan
Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa untuk menentukan validitas dengan nilai r hasil, keputusan diambil dengan dasar:
- Jika r hasil positif dan r > r tabel, maka valid
- Jika r hasil negatif dan r < r tabel, maka tidak valid
Hasil
uji validitas pertama menunjukkan terdapat 6 item yang tidak valid
karena mempunyai nilai r hitung < 0,444, yaitu item nomor 2 (r hitung
= 0,428), nomor 4 (r hitung = 0,091), nomor 5 (r hitung = 0,334), nomor
12 (r hitung = 0,412), nomor 20 (r hitung = 0,341) dan nomor 26 (r
hitung = 0,334). Setelah diketahui ada item kuesioner yang tidak valid,
maka dilakukan uji validitas ulang. Hasil uji validitas kedua
memperlihatkan bahwa seluruh item kuesioner mempunyai nilai r hitung
> 0,444, sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner adalah valid untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data.
- Reliabilitas
Reliabilitas
menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan tetap
konsisten walaupun pengukuran dilakukan dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Penghitungan
reliabilitas hanya dapat dilakukan pada pertanyaan yang sudah diuji
validitasnya.
Untuk mengetahui reliabilitas dari instrumen menggunakan Alpha Cronbach yang diolah dengan sistem komputerisasi, rumusnya sebagai berikut :
r =
Keterangan :
k = Reliabilitas instrumen
∑α2b = Jumlah varian
α21 = Varian total
Notoatmodjo (2005) mengatakan bahwa untuk menentukan reliabilitas dengan nilai r alpha, keputusan diambil dengan dasar :
- Jika r alpha > r tabel, maka reliabel
- Jika r alpha < r tabel, maka tidak reliabel
Hasil
uji reliabilitas, baik uji reliabilitas pertama maupun kedua
memperlihatkan bahwa kuesioner dalam penelitian ini adalah reliabel. Uji
reliabilitas pertama menunjukkan nilai r hitung = 0,989 dan uji
reliabilitas kedua menunjukkan r hitung = 0,964.
- Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
- Variabel Penelitian
Variabel
adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam
suatu penelitian (Arikunto, 2002). Penelitian ini terdiri dari variabel tungal, yaitu pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang pada kehamilan.
- Definisi Operasional dan Jenis Data
Definisi
operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti, menspesifikasikan kegiatan atau memberikan
suatu operasional untuk menjelaskan suatu variabel.
Tabel 3.1
Variabel, Definisi operasional, Parameter dan Skala
- NoVariabelDefinisi OperasionalParameterJenis1
Pengetahuan ibu hamil tentag gizi seimbang dalam kehamilan
Pemahaman atau hasil penginderaan ibu hamil tentang gizi seimbang selama kehamilan Hasil skor diprosentasekan dengan pembobotan dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :- 76 – 100% : Baik
- 56 – 75% : Cukup Baik
- 40-55% : Kurang Baik
- < 40 % : Tidak Baik
Ordinal
2Sub Variabel :Pengertian
Pemahaman ibu tentang maksud dari gizi seimbang selama kehamilan
Hasil skor diprosentasekan dengan pembobotan dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :- 76 – 100% : Baik
- 56 – 75% : Cukup Baik
- 40-55% : Kurang Baik
- < 40 % : Tidak Baik
Ordinal3Kebutuhan ibu hamil
Pemahaman ibu tentang kebutuhan gizi yang harus dipenuhi oleh ibu selama kehamilan Hasil skor diprosentasekan dengan pembobotan dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :- 76 – 100% : Baik
- 56 – 75% : Cukup Baik
- 40-55% : Kurang Baik
- < 40 % : Tidak Baik
Ordinal4Angka kecukupan gizi ibu hamil Pemahaman ibu tentang jumlah gizi yang harus dikonsumsi selama kehamilanHasil skor diprosentasekan dengan pembobotan dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :- 76 – 100% : Baik
- 56 – 75% : Cukup Baik
- 40-55% : Kurang Baik
- < 40 % : Tidak Baik
Ordinal5Faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamilPemahaman ibu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gizi seimbang selama kehamilanHasil skor diprosentasekan dengan pembobotan dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :- 76 – 100% : Baik
- 56 – 75% : Cukup Baik
- 40-55% : Kurang Baik
- < 40 % : Tidak Baik
Ordinal
- Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data
- Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kembaran I Kabupaten Banyumas.
- Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah pada bulan Juli 2010.
- Pengolahan Data
- Teknik Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan tekstural atau narasi.
- Analisis Data
Kegiatan mengolah data dalam penelitian meliputi :
- Editing
Editing adalah memeriksa daftar yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan. Hasil kegiatan editing
memperlihatkan tidak ada jawaban responden yang tidak lengkap, sehingga
seluruh jawaban responden dapat dijadikan data penelitian.
- Coding
Coding
adalah mengklarifikasi jawaban-jawaban dari para responden kedalam
kategori-kategori. Biasanya klarifikasi dilakukan dengan cara memberi
kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban, misalnya pengetahuan
tidak baik diberi kode 1, kurang baik diberi kode 2, cukup baik diberi
kode 3 dan pengetahuan baik diberi kode 4.
- Scoring
Langkah berikutnya setelah coding adalah melakukan scoring. Scoring dilakukan untuk mengetahui total skor dari jawaban responden atas kuesioner tentang pengetahuan. Scoring didasarkan pada jumlah jawaban yang benar atas kuesioner tentang gizi seimbang pada kehamilan.
- Tabulating
Pekerjaan
tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang sudah
diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan dalam tabel.
Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah melakukan analisis data. Analisis data pada
penelitian dilakukan secara bertahap dan dilakukan melalui proses
komputerisasi. Penelitian ini hanya menggunakan analisis univariat.
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan hanya pada satu
pengukuran (variabel) pada jumlah sampel tertentu (Santoso, 2005).
Analisis univariat dilakukan untuk menghasilkan distribusi dan
persentasi dari variabel penelitian.
- Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain :
- Lokasi penelitian ini hanya dilakukan hanya di satu Rumah Sakit saja, sehingga hasil penelitian ini tidak bisa menggambarkan kondisi tingkat pengetahuan ibu hamil di wilayah Kabupaten Banyumas.
- Desain penelitian pada penelitian ini hanya menggunakan desain deskriptif sehingga hanya menghasilkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu tanpa mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu.
gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang pada kehamilan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Tinjauan Pustaka
- Pengetahuan
- Pengertian
Pengetahuan
adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca
indranya yang berbeda sekali dengan kepercayaan (be1iefs), takhayul (superstitions) dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformation) (Soekanto, 2003).
Pengetahuan
merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku atau tindakan
seseorang. Secara konseptual, pengetahuan merupakan persepsi seseorang
yang dihasilkan setelah seseorang melakukan penginderaan, baik
mendengar, melihat merasakan atau mengalami sendiri suatu obyek
tertentu. Selanjutnya setiap orang bisa memiliki persepsi yang berbeda
terhadap suatu obyek yang sama (Notoatmodjo, 2003).
- Jenis-Jenis Pengetahuan
Menurut Irmayanti (2007), pengetahuan terdiri dari dua jenis, yaitu :
- Pengetahuan empiris
7
Pengetahuan
empiris adalah pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan
pengalaman inderawi. Pengetahuan empiris bisa didapatkan dengan
melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. - Pengetahuan rasionalisme
Pengetahuan
rasionalisme adalah pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi.
Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori dan
tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang
matematika atau ilmu eksata.
- Sumber Pengetahuan
Menurut World Health Organization
atau WHO (1992, dalam Notoatmodjo, 2003), pengetahuan seseorang dapat
diperoleh dari pengalaman pribadi dan pihak lain, seperti orang tua,
petugas, teman, buku dan media komunikasi lainnya. Selain itu,
Notoatmodjo (2003) juga mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang
memiliki korelasi positif dengan pengetahuan adalah tingkat pendidikan.
Korelasi positif dimaksudkan dengan semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka pengetahuannya juga akan semakin baik.
- Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003), adalah :
- Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi pribadinya yang berupa
ketrampilan. Sifat pendidikan sangat penting yaitu merupakan nilai yang
memberikan pertimbangan dan arahan dalam kehidupan masyarakat,
pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan tempat
pendidikan tersebut berlangsung dan merupakan satu faktor yang sangat
berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimana karakter
moral dan intelektual ditempat untuk bersaing di era globalisasi.
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh pada ibu hamil, dengan tingkat
pendidikan yang tinggi ibu hamil akan mengetahui tentang asupan gizi
yang baik untuk ibu selama kehamilan (Windagdo,2003).
- Informasi
Seseorang
mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan
yang lebih luas. Informasi ini dapat diperoleh dari beberapa sumber
antara lain TV, radio, koran, kader, bidan, puskesmas dan majalah.
- Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kebudayaan
- Pengalaman
Pengalaman
adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang tentang sesuatu. Individu
dapat memaknai suatu kejadian untuk meningkatkan pengetahuannya.
- Umur
Umur
lama hidup seseorang dihitung sejak kelahirannya. Umur terkait dengan
kedewasaan berpikir. Individu dengan usia dewasa cenderung mempunyai
tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan individu dengan
usia yang jauh lebih muda (Notoatmodjo, 2003).
- Pekerjaan
Pekerjaan
adalah pencaharian yang dijadikan pokok penghidupan atau sesuatu yang
dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Pekerjaan berhubungan erat dengan
interaksi dengan orang lain. Jenis pekerjaa yang menuntut seseorang
berinteraksi secara intens dengan orang mempunyai kemungkinan adanya
tranfers on konowledge. Sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003)
yang mengatakan bahwa sumber informasi dapat berasal dari rekan kerja.
- Tingkatan Pengetahuan
Adapun tingkat pengetahuan dalam domain kognitis menurut Notoatmodjo (2003) adalah tahu, memahami, menerapkan, menganalisis, menggabungkan dan mengevaluasi.
- Tahu (know)
Diartikan
sebagai mengingat suatu yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke
dalam tingkat pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima.
- Memahami (comprehention)
Memahami
diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
dengan benar.
- Aplikasi (aplication)
Aplikasi
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang sudah
dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
- Analisis (analysis)
Analisis
adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih saling keterkaitan antara yang satu dengan yang
lain.
- Sintesis (synthesis)
Sintesis
ini menunjuk kepada kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
- Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi/obyek.
- Pengukuran pengetahuan
Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau kita
ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas
(Notoamodjo, 2003).
Menurut Arikunto (2002) bahwa pengukuran pengetahuan dapat dikategorikan menjadi empat bagian, yaitu :
- Tingkat pengetahuan baik : 76% - 100%
- Tingkat pengetahuan cukup baik : 56% - 75%
- Tingkat pengetahuan kurang baik : 40% - 55%
- Tingkat pengetahuan tidak baik : < 40%
- Gizi Seimbang pada Kehamilan
- Pengertian
Gizi pada ibu hamil adalah kebutuhan makanan bagi ibu hamil yang harus dipenuhi pada saat ibu mangalami kehamilan. Gizi
yang dibutuhkan oleh ibu hamil berbeda dengan asupan gizi ibu yang
tidak hamil. Kebutuhan gizi ibu hamil tidak hanya untuk mencukupi
kebutuhan gizi ibu hamil saja, melainkan juga untuk pertumbuhan dan
kesehatan janin yang dikandungnya, oleh karena itu kebutuhan gizi ibu
hamil lebih banyak dibandingkan ibu yang tidak hamil (Karyadi, 2001).
Menurut Haryanto (2000) kegunaan gizi pada ibu hamil, antara lain adalah :
- Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan
- Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu
- Untuk mempersiapkan supaya luka-luka setelah persalinan cepat sembuh dalam masa nifas
- Untuk cadangan gizi pada masa laktasi
- Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Pada
setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan
kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh
dan perkembangan janin (Karyadi, 2001).
Berikut ini adalah kebutuhan gizi ibu hamil berdasarkan usia kehamilan :
- Trimester I
Trimester
pertama kehamilan merupakan masa penyesuaian seorang perempuan terhadap
kehamilannya. Karena pada tiga bulan pertama ini pertumbuhan janin
masih lambat, penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif
kecil. Bahkan boleh dikatakan pada periode ini kebutuhan gizi calon ibu
masih sama dengan wanita dewasa biasa. Hanya saja, seluruh zat gizi yang
dikonsumsinya harus memenuhi kebutuhan janin. Kekurangan gizi tertentu
atau terkonsumsinya zat adiktif berbahaya bisa menyebabkan kegagalan
pembentukan organ yang sempurna. (Haryanto, 2000).
Pada
trimester I ibu hamil memasuki masa anabolisme yaitu masa untuk
menyimpan zat gizi sebanyak-banyaknya dari makanan yang disantap setiap
hari untuk cadangan persediaan pada trimester berikutnya. Dalam keadaaan
ini biasanya ibu hamil mengalami mual, muntah-muntah, dan tidak
berselera makan, sehingga asupan makanan perlu diatur. Makanan sebaiknya
diberikan dalam bentuk kering, porsi kecil, dan frekuensi pemberian
yang sering. (Haryanto, 2000).
Menurut Karyadi (2001) dan Haryanto (2000), zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil trimester I, antara lain :
- Kalori
Kalori
dibutuhkan untuk perubahan dalam tubuh ibu hamil, meliputi pembentukan
sel-sel baru, pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh
darah janin melalui plasenta dan pembentukan enzim serta hormon yang
mengatur pertumbuhan janin. Selama trimester pertama, wanita hamil perlu
tambahan bobot badan sebanyak 0,5 kg setiap minggu. Berdasarkan Angka
Kecukupan Gizi rata-rata yang dianjurkan (Widyakarya Nasional Pangan dan
Gizi VI, 1998), ibu hamil perlu tambahan 285 Kkal setiap hari atau sama
dengan 2.485 Kkal per hari. Kekurangan energi dalam
asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan
berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg.
- Protein
Untuk membangun sel-sel baru janin, termasuk sel darah, kulit, rambut, kuku, dan jaringan otot dibutuhkan protein. Protein
juga diperlukan plasenta untuk membawa makanan ke janin dan juga
pengaturan hormon sang ibu dan janin. Tambahan protein yang dibutuhkan
setiap hari adalah 60 g atau 12 g lebih banyak ketimbang wanita dewasa
tak hamil. Protein dapat diperoleh dari bahan makanan seperti daging,
keju, ikan, telur, kacang-kacangan, tahu, tempe dan oncom.
- Vitamin dan mineral
Diperlukan
vitamin dan mineral yang merupakan zat gizi penting selama hamil.
Vitamin A dalam jumlah optimal diperlukan untuk pertumbuhan janin. Tidak
kalah penting vitamin B1 dan B2 serta niasin yang diperlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sedangkan vitamin B6 dan B12
berguna untuk mengatur penggunaan protein oleh tubuh. Vitamin C penting
untuk membantu penyerapan zat besi selama hamil untuk mencegah anemia.
Untuk
pembentukan tulang serta persendian janin diperlukan vitamin D yang
membantu penyerapan kalsium. Kalsium penting untuk pertumbuhan tulang
dan gigi janin. Zat kapur ini banyak terdapat pada susu dan olahannya
serta kacang-kacangan.
Sementara
itu vitamin E diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah serta
melindungi lemak dari kerusakan. Asam folat dan seng penting untuk
pertumbuhan susunan saraf pusat sehingga konsumsi makanan yang banyak
mengandung asam folat dapat mengurangi risiko kelainan susunan saraf
pusat dan otak janin. Makanan yang kaya akan asam folat misalnya jeruk,
pisang, brokoli, wortel, dan tomat.
Pasokan
zat besi juga tidak kalah penting karena pada masa hamil volume darah
ibu akan meningkat 30%. Di samping itu, plasenta harus mengalirkan
cukup zat besi untuk perkembangan janin.
- Serat
Konsumsi
serat banyak terdapat pada buah dan sayuran, berguna untuk membantu
kerja sistem ekskresi sehingga mudah buang air besar.
- Air
Kekurangan
air (dehidrasi) harus segera ditanggulangi, karena dalam masa kehamilan
muda ada kalanya terjadi muntah-muntah sehingga banyak mengeluarkan
cairan tubuh.
- Trimester II
Memasuki
trimester kedua, saat kehamilan berusia 4 - 6 bulan, janin mulai tumbuh
pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhan itu
mencapai 10 gram per hari. Tubuh ibu juga mengalami perubahan dan
adaptasi, misalnya pembesaran payudara dan mulai berfungsinya rahim
serta plasenta. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting
karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lainnya
untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI (air susu ibu) saat menyusui
nanti.
Menurut Karyadi (2001) dan Haryanto (2000), zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil trimester II, antara lain :
- Kalori
Tubuh membutuhkan tambahan 285 kalori setiap hari dibandingkan
dengan sebelum hamil. Konsumsi makanan ini setidaknya menghasilkan
pertambahan bobot badan sekitar 8 - 15 kg sampai
akhir trimester ketiga. Sejak trimester kedua ini, diusahakan untuk
menambah bobot ½ kg setiap minggu. Di akhir bulan kehamilan, konsumsi
karbohidrat (50 - 60% dari total kalori) diperlukan dalam takaran yang
cukup untuk persiapan tenaga ibu dalam masa persalinan.
- Protein
Protein penting untuk pertumbuhan janin dan plasenta, juga untuk
memenuhi kebutuhan suplai darah merah. Kebutuhan protein didapat dari
bahan makanan hewani seperti daging, ikan, telur, dan nabati seperti
kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
- Vitamin dan mineral
Pada trimester ketiga, tubuh membutuhkan vitamin B6 dalam jumlah
banyak dibandingkan sebelum hamil. Vitamin ini dibutuhkan untuk
membentuk protein dari asam amino, darah merah, saraf otak, dan
otot-otot tubuh. Bila protein tercukupi, maka kebutuhan vitamin B6 akan tercukupi pula. Makanan yang banyak mengandung vitamin B6
ini antara lain ikan. Jangan lupa mengonsumsi substansi omega-3 yang
banyak terkandung dalam daging ikan tuna dan salmon. Omega-3 juga
berperan pada perkembangan otak dan retina janin.
Zinc
dibutuhkan bagi sistem imunologi (kekebalan) tubuh. Konsumsi zinc juga
dapat menghindari lahirnya janin prematur dan berperan dalam
perkembangan otak janin, terutama pada trimester terakhir. Diduga,
kekurangan seng menyebabkan bibir sumbing. Makanan yang kaya seng antara
lain daging sapi dan ikan.
Kalsium
diperlukan pada trimester pertama hingga trimester ketiga karena
merupakan zat gizi penting selama kehamilan. Kebutuhan zat besi
meningkat terutama pada awal trimester kedua kehamilan. Faktanya, hampir
70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia. Sebab itu suplementasi pil
besi diupayakan untuk diberikan selama kehamilan guna memenuhi
kebutuhan zat besi itu.
- Trimester III
Sedangkan
pada tahap terakhir atau trimester ketiga, ketika usia kehamilan
mencapai 7 - 9 bulan, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung
pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin
didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya.
Menurut
Karyadi (2001) dan Haryanto (2000), zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil
trimester III tidak berbeda dengan ibu hamil trimester II.
- Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil
Menurut Karyadi (2001) angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk ibu hamil tercantum dalam tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Ibu Hamil
|
Sumber : Haryanto (2000)
Tabel 2.2
Contoh Penyusunan Menu Gizi Seimbang Selama Kehamilan
Pagi
|
Pukul 10.00 dan 16.00
|
Siang
|
Malam
|
Nasi 1 porsi (2 gelas/250 gram)
|
Makanan selingan:
|
Nasi 1 porsi (2 gelas/250 gram)
|
Nasi 1 porsi (2 gelas/250 gram)
|
Lauk hewani/nabati 1 porsi (1 potong)
|
|
Lauk hewani 2 porsi (2 potong)
Lauk nabati 1 porsi (1 potong)
| |
Sayur 1 porsi
|
Sayur 1 porsi
Buah 1-2 porsi
|
Sayur 1 porsi
Buah 1-2 porsi
|
Sumber : Paath (2005)
- Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil
Menurut Astrini (2001), banyak faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil, antara lain :
- Faktor budaya
Dalam
kelompok budaya tertentu, ada mitos yang berisi pantangan atau larangan
bagi ibu hamil untuk mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang
seharusnya justru harus dikonsumsi ibu hamil, misalnya ibu tidak boleh
makan ikan laut, karena dapat menyebabkan air ketuban berbau amis. Pendapat
tersebut sangat tidak benar, bahkan ibu hamil sangat dianjurkan banyak
mengkonsumsi ikan karena mengandung protein yang tinggi (Astrini, 2001).
Adanya
mitos-mitos yang salah tersebut sangat mempengaurhi status gizi ibu
hamil, karena ibu hamil berusaha mengikuti mitos-mitos yang salah
seputar kehamilan sesuai dengan budaya yang dianutnya (Alifianti, 2006).
- Sosial ekonomi
Kondisi
sosial ekonomi dalam masyarakat merupakan indikator dalam penilaian
apakah dalam satu keluarga itu mampu atau tidak dalam memenuhi
kebutuhan. Tingkat sosial ekonomi rendah diidentikkan dengan kemiskinan
(Notoatmodjo 2010). Ibu hamil dengan tingkat sosial ekonomi rendah
cenderung mengabaikan pemenuhan asupan gizi seimbang dalam kehamilan,
sehingga seringkali mengalami masalah gizi dalam kehamilan, misalnya
anemia dan KEK (Astrini, 2001).
- pengetahuan ibu hamil
Salah
satu faktor yang mempengaruhi asupan gizi ibu hamil antara lain faktor
pengetahuan. Masih banyak ibu hamil dengan tingkat pengetahuan rendah
tentang gizi seimbang selama masa kehamilan, bahkan masih banyak ibu
hamil yang mempunyai pendapat yang salah tentang jumlah asupan gizi yang
harus diperoleh (Christianingrum, 2005).
- penyakit pada ibu hamil
Penyakit
kronis pada ibu hamil akan meningkatkan resiko terjadinya gangguan
status gizi ibu dalam kehamilan, misalnya maag atau gastric ulcer yang
menyebabkan ibu mengalami gangguan pola makan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi status gizi ibu selama kehamilan (Astrini, 2001).
Langganan:
Postingan (Atom)