BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Hasil Penelitian
Setelah
data terkumpul, maka penulis melakukan pengolahan data dan hasil
analisa data tersebut akan disajikan sebagai hasil penelitian yang
disesuaikan dengan tujuan khusus dan tujuan umum penelitian sebagai
berikut :
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pengertian Gizi Seimbang pada Kehamilan
- NoPengetahuanFrekuensi(n)Persentase(%)1234BaikCukupKurangTidak baik46185760,523,76,69,2Jumlah76100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
36
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang
pengertian gizi seimbang pada kehamilan dengan persentase tertinggi
adalah responden dengan tingkat pengetahuan baik (60,5%) dan jumlah
responden dengan persentase terendah adalah responden dengan tingkat
pengetahuan kurang baik (6,6%). - Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi ibu hamil
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi Seimbang pada Kehamilan
- NoPengetahuanFrekuensi(n)Persentase(%)1234BaikCukupKurangTidak baik174311522,356,614,56,6Jumlah76100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Data
dalam Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang
kebutuhan gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah responden
dengan tingkat pengetahuan cukup (56,6%) dan jumlah responden dengan
persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak
baik (6,6%).
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang angka kecukupan gizi ibu hamil
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil
- NoPengetahuanFrekuensi(n)Persentase(%)1234BaikCukupKurangTidak baik124218415,855,323,75,2Jumlah76100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Tabel
4.3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang angka
kecukupan gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah responden
dengan tingkat pengetahuan cukup (55,3%) dan jumlah responden dengan
persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak
baik (5,2%).
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil
- NoPengetahuanFrekuensi(n)Persentase(%)1234BaikCukupKurangTidak baik220312328,90,040,830,3Jumlah76100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Tabel
4.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang faktor yang
mempengaruhi status gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah
responden dengan tingkat pengetahuan kurang (40,8%) dan tidak ada
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup (0,0%).
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang pada kehamilan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi Seimbang pada Kehamilan
- NoPengetahuanFrekuensi(n)Persentase(%)1234BaikCukupKurangTidak baik124218415,855,323,75,2Jumlah76100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Tabel
4.5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang gizi
seimbang pada kehamilan dengan persentase tertinggi adalah responden
dengan tingkat pengetahuan cukup (55,3%) dan jumlah responden dengan
persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak
baik (5,2%).
- Pembahasan
Pembahasan
dilakukan untuk melakukan telaah pustaka untuk mengetahui adanya
kesesuaian atau kesenjangan antara hasil penelitian dengan teori yang
ada. Apabila ditemukan kesenjangan, maka akan disusun sebuah argumen
ilmiah tentang fenomena yang menjadi hasil penelitian.
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan
Hasil
analisis univariat memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan responden
tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan dengan persentase
tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan baik (60,5%) dan
jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden dengan
tingkat pengetahuan kurang baik (6,6%).
Gizi
merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas SDM. Gangguan gizi
pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya.
Pemenuhan gizi tidak dimulai pada saat janin sudah lahir, tetapi dimulai
dari saat dalam kandungan atau selama kehamilan. Oleh karena itu ibu
hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi selama masa kehamilan (Karyadi, 2001).
Tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan
dapat dikategorikan cukup hal ini dapat disebabkan karena ibu mempunyai
sumber informasi yang baik tentang pengertian gizi seimbang pada
kehamilan, misalnya ibu melakukan konseling dengan bidan pada saat
melakukan ANC. Konseling yang dilakukan bidan tentang pengertian gizi
seimbang pada kehamilan akan meningkatkan pengetahuan ibu. Sebagaimana
dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa seseorang
dengan sumber informasi yang baik akan memiliki tingkat pengetahuan yang
baik.
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi ibu hamil
Tingkat
pengetahuan responden tentang kebutuhan gizi ibu hamil dengan
persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan cukup
(56,6%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden
dengan tingkat pengetahuan tidak baik (6,6%).
Kebutuhan zat gizi selama hamil lebih besar dibandingkan dengan pada sebelum hamil, terutama untuk zat gizi tertentu. Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil
membutuhkan gizi yang seimbang, yaitu makanan dengan kandungan zat-zat
gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan
janin (Karyadi, 2001).
Trimester pertama kehamilan merupakan masa penyesuaian ibu hamil terhadap kehamilannya.
Karena pertumbuhan janin masih lambat, maka penambahan kebutuhan
zat-zat gizinya pun masih relatif kecil, bahkan boleh dikatakan pada
periode ini kebutuhan gizi calon ibu masih sama dengan wanita dewasa
biasa. Memasuki trimester kedua, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan
dengan sebelumnya. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting
karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lain untuk
cadangan sebagai bahan pembentuk ASI pada saat menyusui nanti. Sedangkan
pada tahap terakhir atau trimester ketiga, dibutuhkan vitamin dan
mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan
janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan
energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya (Lubis, 2003).
Hasil
penelitian ini dapat disebabkan karena sebagian besar responden dalam
penelitian ini memiliki tingkat pendidikan menengah. Sebagaimana
dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Pendidikan
adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan
perilaku positif yang meningkat. Pendidikan adalah
suatu kegiatan atau usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya
dengan jalan membina potensi pribadinya yang berupa ketrampilan. Sifat
pendidikan sangat penting yaitu merupakan nilai yang memberikan
pertimbangan dan arahan dalam kehidupan masyarakat, pelaksanaan
pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan tempat pendidikan
tersebut berlangsung dan merupakan satu faktor yang sangat berperan
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimana karakter moral
dan intelektual ditempat untuk bersaing di era globalisasi.
Tingkat
pendidikan sangat berpengaruh pada ibu hamil, dengan tingkat pendidikan
yang tinggi ibu hamil akan mengetahui tentang asupan gizi yang baik
untuk ibu selama kehamilan (Widagdo,2003).
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang angka kecukupan gizi ibu hamil
Tingkat
pengetahuan responden tentang angka kecukupan gizi ibu hamil dengan
persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan cukup
(55,3%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden
dengan tingkat pengetahuan tidak baik (5,2%).
Menurut
Karyadi (2001) angka kecukupan gizi adalah jumlah asupan gizi yang
dianjurkan bagi ibu hamil. Angka kecukupan gizi untuk kebutuhan kalori
atau karbohidrat aalah 2800 Kalori, angka kebutuhan protein adalah 50
gram, kalsium 1,1 mg, zat besi 30 mg, vitamin A 4000 SI, vitamin B1 1,0
mg, vitamin B2 1,5 mg, vitamin B6 1,5 mg dan angka kebutuhan vitamin C
sebesar 40 mg.
Hasil
penelitian ini tentang angka kecukupan gizi ibu hamil dikategorikan
cukup, karena ibu kurang mendapat informasi yang jelas tentang angka
kecukupan gizi ibu hamil. Informasi yang didapat ibu seringkali tentang
jenis dan jumlah gizi seimbang yang harus dikonsumsi ibu tanpa
mencantumkan angka kecukupan gizi ibu hamil. Hal ini sesuai dengan
pendapat Notoatmodjo (2003 yang menyatakan bahwa sumber informasi yang
baik akan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan individu.
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil
Hasil
analisis univariat tingkat pengetahuan responden tentang faktor yang
mempengaruhi status gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah
responden dengan tingkat pengetahuan kurang (40,8%) dan tidak ada
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup (0,0%).
Menurut
Astrini (2001), banyak faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu
hamil, antara lain adalah faktor sosial budaya, sosial ekonomi,
pengetahuan ibu hamil dan penyakit pada ibu hamil. Tingginya prosentase
responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik dapat disebabkan ibu
kurang mendapat penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
status gizi ibu hamil. Dalam konseling tentang gizi seimbang pada
kehamilan, seringkali bidan tidak menjelasakan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi status gizi ibu hamil, tetapi lebih menekankan tentang
jenis dan cara pemenuhan gizi seimbang pada kehamilan.
- Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang pada kehamilan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup tentang tentang gizi seimbang pada kehamilan
(55,3%) dan sebagian kecil memiliki tingkat pengetahuan tidak baik
(5,2%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Christianingrum
(2005) yang menyatakan bahwa sampai saat ini di Indonesia masih banyak
ibu hamil yang mempunyai pendapat yang salah tentang jumlah asupan gizi
yang harus diperoleh, misalnya pendapat yang menyatakan bahwa ibu hamil
tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan karena dapat membuat
janin terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan. Fenomena
yang menunjukkan bahwa banyak ibu hamil yang mempunyai pendapat yang
salah tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil belum memiliki tingkat
pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang pada kehamilan.
Rendahnya
jumlah ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang
gizi seimbang dalam kehamilan dapat mengakibatkan ibu tidak memenuhi
asupan gizi yang baik selama kehamilan. Hal ini dapat menimbulkan
masalah, baik penyulit maupun komplikasi dalam kehamilan, misalnya KEK.
Sebagaimana dijelaskan bahwa sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang
mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti KEK dan anemia
gizi. Jumlah penderita KEK di Indonesia cenderung mengalami
peningkatan. Menurut data Susenas tahun 1999, jumlah ibu hamil yang
mengalami risiko KEK adalah 27,6 % (Depkes, 2000). Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil di Indonesia menderita KEK (Lubis, 2003).
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2009 memperlihatkan
jumlah ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 4.467 ibu hamil atau 14,5 %
dari 30.701 ibu hamil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar