_-_ welcome to my blogg _-_

_-_ W E L C O M E TO MY 'B L O G G' _-_

Selasa, 08 Mei 2012

bab IV

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

          1. Hasil Penelitian

Setelah data terkumpul, maka penulis melakukan pengolahan data dan hasil analisa data tersebut akan disajikan sebagai hasil penelitian yang disesuaikan dengan tujuan khusus dan tujuan umum penelitian sebagai berikut :
  1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pengertian Gizi Seimbang pada Kehamilan

No
Pengetahuan
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
1
2
3
4
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
46
18
5
7
60,5
23,7
6,6
9,2
Jumlah
76
100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
36
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan dengan persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan baik (60,5%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik (6,6%).
  1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi ibu hamil
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kebutuhan Gizi Seimbang pada Kehamilan

No
Pengetahuan
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
1
2
3
4
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
17
43
11
5
22,3
56,6
14,5
6,6
Jumlah
76
100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Data dalam Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang kebutuhan gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan cukup (56,6%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak baik (6,6%).
  1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang angka kecukupan gizi ibu hamil

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil

No
Pengetahuan
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
1
2
3
4
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
12
42
18
4
15,8
55,3
23,7
5,2
Jumlah
76
100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang angka kecukupan gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan cukup (55,3%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak baik (5,2%).
  1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil

No
Pengetahuan
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
1
2
3
4
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
22
0
31
23
28,9
0,0
40,8
30,3
Jumlah
76
100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan kurang (40,8%) dan tidak ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup (0,0%).





  1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang pada kehamilan

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi Seimbang pada Kehamilan

No
Pengetahuan
Frekuensi
(n)
Persentase
(%)
1
2
3
4
Baik
Cukup
Kurang
Tidak baik
12
42
18
4
15,8
55,3
23,7
5,2
Jumlah
76
100.0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2010
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang gizi seimbang pada kehamilan dengan persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan cukup (55,3%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak baik (5,2%).

          1. Pembahasan
Pembahasan dilakukan untuk melakukan telaah pustaka untuk mengetahui adanya kesesuaian atau kesenjangan antara hasil penelitian dengan teori yang ada. Apabila ditemukan kesenjangan, maka akan disusun sebuah argumen ilmiah tentang fenomena yang menjadi hasil penelitian.
            1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan

Hasil analisis univariat memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan dengan persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan baik (60,5%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik (6,6%).
Gizi merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas SDM. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Pemenuhan gizi tidak dimulai pada saat janin sudah lahir, tetapi dimulai dari saat dalam kandungan atau selama kehamilan. Oleh karena itu ibu hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi selama masa kehamilan (Karyadi, 2001).
Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan dapat dikategorikan cukup hal ini dapat disebabkan karena ibu mempunyai sumber informasi yang baik tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan, misalnya ibu melakukan konseling dengan bidan pada saat melakukan ANC. Konseling yang dilakukan bidan tentang pengertian gizi seimbang pada kehamilan akan meningkatkan pengetahuan ibu. Sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa seseorang dengan sumber informasi yang baik akan memiliki tingkat pengetahuan yang baik.
            1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi ibu hamil
Tingkat pengetahuan responden tentang kebutuhan gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan cukup (56,6%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak baik (6,6%).
Kebutuhan zat gizi selama hamil lebih besar dibandingkan dengan pada sebelum hamil, terutama untuk zat gizi tertentu. Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan gizi yang seimbang, yaitu makanan dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin (Karyadi, 2001).
Trimester pertama kehamilan merupakan masa penyesuaian ibu hamil terhadap kehamilannya. Karena pertumbuhan janin masih lambat, maka penambahan kebutuhan zat-zat gizinya pun masih relatif kecil, bahkan boleh dikatakan pada periode ini kebutuhan gizi calon ibu masih sama dengan wanita dewasa biasa. Memasuki trimester kedua, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Untuk itu, peningkatan kualitas gizi sangat penting karena pada tahap ini ibu mulai menyimpan lemak dan zat gizi lain untuk cadangan sebagai bahan pembentuk ASI pada saat menyusui nanti. Sedangkan pada tahap terakhir atau trimester ketiga, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya (Lubis, 2003).
Hasil penelitian ini dapat disebabkan karena sebagian besar responden dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan menengah. Sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan. Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi pribadinya yang berupa ketrampilan. Sifat pendidikan sangat penting yaitu merupakan nilai yang memberikan pertimbangan dan arahan dalam kehidupan masyarakat, pelaksanaan pendidikan dipengaruhi dan didukung oleh lingkungan tempat pendidikan tersebut berlangsung dan merupakan satu faktor yang sangat berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimana karakter moral dan intelektual ditempat untuk bersaing di era globalisasi.
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh pada ibu hamil, dengan tingkat pendidikan yang tinggi ibu hamil akan mengetahui tentang asupan gizi yang baik untuk ibu selama kehamilan (Widagdo,2003).
            1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang angka kecukupan gizi ibu hamil

Tingkat pengetahuan responden tentang angka kecukupan gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan cukup (55,3%) dan jumlah responden dengan persentase terendah adalah responden dengan tingkat pengetahuan tidak baik (5,2%).
Menurut Karyadi (2001) angka kecukupan gizi adalah jumlah asupan gizi yang dianjurkan bagi ibu hamil. Angka kecukupan gizi untuk kebutuhan kalori atau karbohidrat aalah 2800 Kalori, angka kebutuhan protein adalah 50 gram, kalsium 1,1 mg, zat besi 30 mg, vitamin A 4000 SI, vitamin B1 1,0 mg, vitamin B2 1,5 mg, vitamin B6 1,5 mg dan angka kebutuhan vitamin C sebesar 40 mg.
Hasil penelitian ini tentang angka kecukupan gizi ibu hamil dikategorikan cukup, karena ibu kurang mendapat informasi yang jelas tentang angka kecukupan gizi ibu hamil. Informasi yang didapat ibu seringkali tentang jenis dan jumlah gizi seimbang yang harus dikonsumsi ibu tanpa mencantumkan angka kecukupan gizi ibu hamil. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003 yang menyatakan bahwa sumber informasi yang baik akan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan individu.
            1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil

Hasil analisis univariat tingkat pengetahuan responden tentang faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil dengan persentase tertinggi adalah responden dengan tingkat pengetahuan kurang (40,8%) dan tidak ada responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup (0,0%).
Menurut Astrini (2001), banyak faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil, antara lain adalah faktor sosial budaya, sosial ekonomi, pengetahuan ibu hamil dan penyakit pada ibu hamil. Tingginya prosentase responden dengan tingkat pengetahuan kurang baik dapat disebabkan ibu kurang mendapat penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil. Dalam konseling tentang gizi seimbang pada kehamilan, seringkali bidan tidak menjelasakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil, tetapi lebih menekankan tentang jenis dan cara pemenuhan gizi seimbang pada kehamilan.
            1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi seimbang pada kehamilan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang tentang gizi seimbang pada kehamilan (55,3%) dan sebagian kecil memiliki tingkat pengetahuan tidak baik (5,2%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Christianingrum (2005) yang menyatakan bahwa sampai saat ini di Indonesia masih banyak ibu hamil yang mempunyai pendapat yang salah tentang jumlah asupan gizi yang harus diperoleh, misalnya pendapat yang menyatakan bahwa ibu hamil tidak boleh terlalu banyak mengkonsumsi makanan karena dapat membuat janin terlalu besar sehingga menyulitkan proses persalinan. Fenomena yang menunjukkan bahwa banyak ibu hamil yang mempunyai pendapat yang salah tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil belum memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang pada kehamilan.
Rendahnya jumlah ibu hamil yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang dalam kehamilan dapat mengakibatkan ibu tidak memenuhi asupan gizi yang baik selama kehamilan. Hal ini dapat menimbulkan masalah, baik penyulit maupun komplikasi dalam kehamilan, misalnya KEK. Sebagaimana dijelaskan bahwa sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti KEK dan anemia gizi. Jumlah penderita KEK di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Menurut data Susenas tahun 1999, jumlah ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah 27,6 % (Depkes, 2000). Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil di Indonesia menderita KEK (Lubis, 2003). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2009 memperlihatkan jumlah ibu hamil yang mengalami KEK sebanyak 4.467 ibu hamil atau 14,5 % dari 30.701 ibu hamil.

Tidak ada komentar: