GIZI YANG TEPAT UNTUK IBU HAMIL
A. Pendahuluan
Kehamilan adalah suatu kejadian yang hampir selalu ditunggu-tunggu.
Saat ini ibu pada umumnya sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih
menjaga kondisi tubuh demi untuk kelancaran kehamilan dan perkembangan
janin dalam kandungan. Jika sebelumnya ia makan hanya untuk dirinya
sendiri, kini ia harus mencukupi kebutuhan gizinya untuk janinnya pula.
Status
gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan
selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup
bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama
hamil.
Di
Indonesia, walau pun tingkat kemiskinan mulai berkurang, namun tetap
ada daerah-daerah dimana kurang gizi masih menjadi masalah utama. Gizi
buruk tidak hanya berdampak pada kesehatan seseorang secara pribadi,
tapi juga mengurangi kemampuan masyarakat untuk keluar dari kemiskinan.
Gizi buruk mengurangi kemampuan seseorang untuk bekerja dan juga
mengurangi kemampuan anak-anak untuk belajar disekolah, mengurangi
tingkat kesehatan dan menjadi terlalu lelah untuk bekerja dan belajar
dengan baik. Diperkirakan bahwa gizi buruk dapat menghabiskan biaya
suatu Negara sebanyak 2-3% dari produk domestic bruto (“Repositioning Nutrition as Central to Development: A Strategy for Large-Scale Action,” published by the World Bank in 2006).
Perempuan
dan anak-anak adalah yang biasa dan umumnya mengalami gizi buruk. Ibu
hamil menghadapi resiko yang tinggi untuk kehilangan bayi mereka,
perempuan dan anak meninggal pada saat proses melahirkan, atau bayi yang
lahir dengan kecacatan fisik mau pun mental. Gizi buruk memberikan
sumbangan 56%untuk kematian dari 11 juta anak diseluruh dunia karena
sebab yang sebenarnya dapat dicegah sebelum mereka mencapai ulang
tahunnya yang ke lima.
Sampai
saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya
gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes
RI, 1996). Hasil SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita
KEK dan 51% yang menderita anemia mempunyai kecenderungan
melahirkan
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Ibu hamil yang menderita
KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada
trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal.
Akibatnya
mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan
BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit
karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depkes RI, 1996).
Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan
lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan
hidupnya.
B. Pembahasan
1. Kebutuhan Gizi Pada Ibu hamil
Kehamilan
menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan
energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi
tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak
sempurna.
Kebutuhan
energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian sepanjang
trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir
kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk
pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan
uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III
energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Karena
banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO
menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I,
350 Kkal sehari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk
trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III.
Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya
tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan
fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak
merubah kegiatan fisik selama hamil.
Dengan
demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang
dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup, untuk alur terhambatnya
pertumbuhan dari aspek gizi ibu. Perlu diperhatikan secara khusus adalah
pertumbuhan janin dalam daerah pertumbuhan lambat dan daerah
pertumbuhan cepat. Daerah pertumbuhan lambat terjadi sebelum umur
kehamilan 14 minggu. Setelah itu pertumbuhan agak cepat, dan bertambah
cepat sampai umur kehamilan 34 minggu. Kebutuhan zat gizi ini diperoleh
janin dari simpanan ibu pada masa anabolik, dan dari makanan ibu setiap
hari selama hamil. Makanan ibu selama hamil dan keadaan gizi ibu pada
waktu hamil berhubungan erat dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu kurang dan keadaan gizi ibu jelek
maka besar kemungkinan bayi lahir dengan BBLR. Konsekuensinya adalah
bahwa bayi yang lahir kemungkinan meninggal 17 kali lebih tinggi
dibanding bayi lahir normal.
2. Pertambahan Berat badan pada Ibu Hamil
Normalnya,
sang ibu mengalami peningkatan berat badan selama kehamilan
berlangsung. Kenaikan berat badan yang optimal akan berdampak baik pada
kehamilan maupun output persalinannya kelak. Dengan berat badan yang
ideal untuk seorang ibu hamil, pertumbuhan janin pada umumnya akan
berlangsung normal. Komplikasi timbulnya gangguan kesehatan dan penyakit
lain juga bisa dihindari. Hal ini pun memberikan efek pada pasca
persalinan yaitu kesehatan ibu selama laktasi.
Menurut
National Academy of Science, variasi kenaikan berat badan ibu hamil
tergantung pada berat badan ibu sebelum hamil. Khususnya bisa diketahui
dengan menilai body mass index (BMI). Untuk bisa mencukupi dan
menyeimbangkan gizi pada saat hamil dan menyusui, komposisi zat gizi
harus diperhatikan. Kalori dicukupi namun jangan terlalu banyak, hanya
17%, protein 25% dan vitamin dan mineral 20 – 100%.
Kenaikan
pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yang terpenting keadaan gizi ibu hamil dan makanan ibu selama
berlangsung kehamilan. Berat badan hamil dan makanan ibu selama
berlangsung kehamilan. Berat badan (BB) sebelum hamil dan perubahan BB
selama kehamilan berlangsung merupakan parameter klinik yang penting
untuk memprediksi berat badan lahir bayi. Wanita dengan berat badan
rendah sebelum hamil, atau kenaikan berat badan rendah sebelum hamil,
atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil cenderung
melahirkan bayi.
Kenaikan
berat badan yang dianggap baik untuk orang Indonesia ialah 9 kg.
kenaikan berat badan ibu tidak sama, tetapi pada umumnya kenaikan berat
badan tertinggi adalah pada umur kehamilan 16 – 20 minggu, dan kenaikan
yang paling rendah pada 10 minggu pertama kehamilan. Kenaikan berat
badan pada trisemester pertama adalah 1,0 kg, pada trisemester kedua 4,4
kg, dan pada trisemester ketiga 3,8 ketiga 3,8 kg.Saat kehamilan tubuh
wanita mengalami perubahan khususnya genitalia ekstema, interna dan
mammae. Berat badan akan naik 6,5 – 16,5 kg terutama pada kehamilan 20
minggu terakhir (2 kg/bulan). Kenaikan berat badan dalam kehamilan
disebabkan oleh hasil konsepsi berupa plasenta, fetus, liquor amnion
dan dari ibu sendiri yaitu uterus dan mammae membesar, peningkatan
volume darah, pertambahan protein dan lemak, serta terjadinya retensi
darah. Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat mempengaruhi massa
pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada ibu-ibu hamil yang status gizi
jelek sebelum hamil, maka kenaikan berat badan pada saat hamil akan
berpengaruh terhadap berat bayi lahir.
3. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat cara yaitu secara klinis, biokimia, biofisik, dan antropometri.
a. Penilaian
secara klinis. Penilaian status gizi secara klinis sangat penting
sebagai langkah pertama dalam mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena
hasil penilaian dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nampak
nyata.
b. Penilaian
secara biokimiaPenilaian status gizi secara biokimia di lapangan banyak
menghadapi masalah. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering
digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia
gizi.
c. Penilaian
secara biofisikPemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan
gejala kurang gizi. Dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan atau
yang berpengalaman dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan
otot dan bagian tubuh lainnya.
d. Penilaian
secara antropometri. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ukuran fisik
seseorang sangat erat berhubungan dengan status gizi. Atas dasar-dasar
ini ukuran-ukuran antropometri diakui sebagai indeks yang baik dan dapat
diandalkan bagi penentuan status gizi untuk negara-negara berkembang.
Indikator
yang sering digunakan khususnya untuk penentuan status gizi ibu hamil
dipelayanan dasar adalah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas
(LILA). KMS adalah suatu alat yang sederhana dan mudah dikerjakan, untuk
memantau keadaan gizi dan kesehatan, sekaligus sebagai dasar untuk
memotivasi ibu hamil agar memeriksakan kesehatannya secara teratur di
puskesmas dan posyandu. Penggunaan kurva dan KMS ibu hamil ialah
berdasarkan hasil pengukuran tinggi badan (TB), berat badan (BB) per
umur kehamilan ibu. Pada KMS garis kurva yang sesuai dengan tinggi badan
ditebalkan dengan pulpen dan titik berat badan ibu dibubuhkan pada
garis perpotongan dengan umur kehamilan. Apabila titik perpotongan
tersebut berada diatas garis kurva tebal, berarti keadaan kehamilan itu
baik, sebaliknya apabila titik tersebut berada dibawah garis kurva tebal
berarti keadaan kehamilan itu memerlukan perhatian yang lebih khusus,
misalnya dengan pemberian pelayanan kesehatan dan gizi yang lebih baik
sehingga terhindar dari kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah.
Ibu
hamil seharusnya memiliki kadar hemoglobin (Hb) > 11 g/dl. Pada saat
post partum minimal harus 10 g/dl. Jika ibu mengalami anemia terutama
penyebab yang paling sering adalah karena kekurangan zat besi (Fe)
risiko persalinan yang abnormal akan meningkat, demikian pula dengan
risiko infeksi ibu dan kecenderungan perdarahan yang akan berdampak pada
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Kondisi anemia kekurangan zat
besi puncaknya sering terjadi pada trimester II dan III. Kondisi
tersebut bisa saja disebabkan karena asupan Fe yang kurang, adanya
infeksi parasit dan interval kehamilan yang pendek. Keadaan anemia
seringkali menyebabkan ibu jatuh dalam kondisi mudah lelah, kekuatan
fisik menurun, timbulnya gejala kardiovaskuler, predisposisi infeksi,
risiko peripartum blood loss, dan risiko gangguan penyembuhan luka.
Sedangkan
bagi janin kondisi kekurangan Fe hingga < 9 g/dl meningkatkan risiko
persalinan preterm, intrauterine growth retardation (IUGR), dan
intrauterine fetal death (IUFD). Plasenta pun terkena imbasnya yaitu
bisa mengalami hipoksia kronik dan angiogenesis. Hipotesis Baker
mengatakan bahwa terdapat hubungan antara gangguan pada plasenta dan
pertumbuhan janin yang mempengaruhi risiko berkembangnya penyakit pada
janin tersebut setelah dewasa seperti timbulnya penyakit kardiovaskuler
dan diabetes mellitus.
Vitamin
A untuk ibu dan bayi berguna sebagai imunomodulator bagi kekebalan
mukosa. Namun penggunaanya tidak boleh terlampau banyak. Suplemen
vitamin A tidak boleh melebihi dosis yang telah direkomendasikan dalam
Recommended Dietary Allowance yaitu sejumlah > 15.000 IU/hari.
Konsumsi yang terlalu banyak akan meningkatkan risiko cacat bawaan
janin.
Kebutuhan
kalium dan fosfor umumnya pada ibu hamil tidak meningkat. Namun jika
diet kalsium rata-rata kurang dari yang dianjurkan untuk orang sehat dan
normal yaitu sejumlah < 600 per hari ditakutkan akan meningkatkan
risiko terjadinya pre eklampsia dan kualitas bayi yang menurun. Namun
hal ini masih menjadi perdebatan pula tentang kebenarannya.
Zinc,
termasuk mineral yang penting dikonsumsi oleh ibu. Diet rendah zinc
akan meningkatkan risiko janin lahir prematur, berat badan lahir rendah
dan cacat bawaan. Zinc ditengarai mampu meningkatkan berat lahir dan
lingkar kepala. Untuk itu, konsumsi Zinc paling tidak harus sudah
dimulai sejak hamil 19 minggu dengan dosis 15 mg/hari.
Jika
mengamati suplemen ibu hamil, beberapa komponen diantaranya adalah asam
folat, AA DHA, FOS (Prebiotik) dan Ginger. Kekurangan Asam folat kurang
dari 0,24 mg/hari pada kehamilan < 28 minggu akan meningkatkan
risiko cacat pada janin, persalinan kurang bulan, serta berat bayi lahir
rendah, misalnya meningocele. Defisiensi asam folat juga mengganggu
pertumbuhan sistem saraf pusat, jika terjadi gangguan pada hari ke-16
pasca fertilisasi akan berdampak pada pembentukan kepala yang terjadi
pada hari ke-22 hingga 26 sehingga bisa terjadi encephali, bayi tanpa
tempurung kepala dan otak. Hal tersebut juga bisa berdampak pada
gangguan pembentukan tulang belakang sehingga janin bisa menderita spina
bifida.
Pada
ibu yang mengalami kondisi defisiensi asam folat disertai dengan
defisiensi vitamin B6, B12, penyakit ginjal, hati, serta minum
obat-obatan akan terjadi hiperhomosisteinemia. Keadaan ini berpotensi
menyebabkan berbagai cacat bawaan seperti kelainan jantung, pembuluh
darah, kelainan saraf pusat, abortus, prematuritas, solusio plasenta,
janin mati dalam kandungan (IUFD), pre-eklamsia, maupun eklamsia.
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan pemenuhan kebutuhan vitamin
B6, B12 dan asam folat selama hamil. Kebutuhan asam folat untuk wanita
tidak hamil adalah sebesar 100 mg/hari sedangkan untuk wanita hamil
adalah berkisar antara 500 - 1000 mg/hari. Bagi ibu-ibu yang pernah
melahirkan bayi dengan kelainan saraf pusat dianjurkan untuk
mengkonsumsi asam folat dengan dosis 4000 mg (4 mg)/hari mulai 1 bulan
sebelum hamil sampai dengan usia hamil 3 bulan. Rekomendasi yang
dianjurkan CDC tahun 1992 terbagi dalam dosis profilaksis 0,4 mg / hari
untuk wanita usia reproduksi serta dosis 4 mg / hari mulai 1 bulan
sebelum rencana kehamilan sampai dengan trimester 1, untuk wanita dengan
risiko terjadinya kecacatan syaraf janin. Asam folat banyak terdapat
pada kacang-kacangan dan buah-buahan. Namun dalam makanan ini keadaan
bahan asam folat yaitu poliglutamat, bersifat tidak stabil. Mengonsumsi
suplemen asam folat, karena dalam suplemen ia berbentuk monoglutamat
yang lebih stabil.
Lemak
yang baik bagi pertumbuhan janin adalah jenis LC PUFA (long chain
poly-unsaturated fatty acid) yang terdiri dari asam amino, DHA dan asam
lemak tak jenuh yang diperlukan untuk pembentukan otak, hati dan retina.
Dengan cukupnya zat-zat tersebut diharapkan bayi akan lahir dalam usia
cukup bulan. AA dan DHA berperan dalam pembentukan membran sel,
endothel, serta jaringan saraf. Pada kehamilan bermanfaat untuk mencapai
berat lahir yang optimal, mencukupkan usia kehamilan dan mencegah
preeklampsia. Pada ibu menyusui juga bermanfaat untuk mencapai tumbuh
kembang bayi yang optimal.
Salah
satu komposisi suplemen ibu hamil yaitu Zingiber officinale yang di
Indonesia dikenal dengan nama jahe. Bahan ini sebenarnya masih
dipertanyakan efek terapeutiknya. Menurut Tyler dan Foster, 1996,
fungsinya saat ini merupakan obat herbal untuk memperbaiki distress
saluran pencernaan. Misalnya untuk mengurangi insiden mual dan muntah
selama kehamilan. Menurut Backon 1991, jahe meningkatkan aktivitas
tromboksan sintetase yang berdampak pada testosteron – binding,
memodifikasi sex steroid dependent serta diferensiasi otak janin. Namun
hal tersebut masih dipertanyakan pula oleh para ahli. Efek jahe tersebut
tergantung pula pada dosis dan durasi konsumsinya.
Salah
satu lagi bahan yang bermanfaat bagi ibu hamil adalah prebiotik. Bahan
berasal dari jenis fruktoolgisakarida (FOS), tidak dihidrolisis maupun
diabsorbsi di saluran cerna bagian atas. Memiliki mekanisme kerja
merangsang pertumbuhan bakteri komensal dalam kolon (Bifidobacteria dan
Lactobacillus), merubah mikroflora menjadi bermanfaat, menjaga kesehatan
usus, menambah jumlah spesimen saccharolitic serta mengurangi
mikroorgansime yang patogen. Oligosakarida dalam makanan diubah mnejadi
fruktosa kemudian dibuah lagi mnejadi fruktooligosakarida (FOS) sehingga
berfungsi sebagai prebiotik. Prebiotik ini juga berfungsi untuk
melindungi mukosa saluran cerna dari infeksi, menurunkan pH usus,
menekan pertumbuhan bakteri patogen, menghasilkan vitamin K,
mengaktifkan fungsi usus, maupun menstimulasi respon imun.
4. Dampak Kurang Gizi
Bila
ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,
baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
a. Terhadap Ibu
Gizi
kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, dan terkena penyakit infeksi. Kekurangan asupan gizi pada
trimester I dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur,
kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi. Sedangkan
kekurangan energi terjadi pada trimester II dan III dapat menghambat
pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia kehamilannya. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia, selain kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.
b. Terhadap Perslinan
Pengaruh
gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan
sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan
setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
c. Terhadap Janin
Kekurangan
gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati
dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Contoh
konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang paling sering
dialami saat hamil. Gangguan ini membuat ibu mengalami anemia alias
kekurangan sel darah merah. Selain dari suplemen, juga dari bahan
makanan yang disantapnya. ibu hamil tak dianjurkan mengonsumsi suplemen
multivitamin karena kelebihan vitamin A dan D dosis tinggi dalam tubuh
justru dapat menimbulkan penumpukan yang berefek negatif. Suplemen dalam
bentuk jejamuan juga tidak dianjurkan jika kebersihan dan keamanan
bahannya tidak terjamin.
5. Anjuran Khusus untuk Ibu hamil
a. Pola Makan
Ibu
hamil sebaiknya mengonsumsi sedikitnya dua gelas susu sehari atau kalau
tidak, santaplah hasil produksi ternak lainnya. Ingat, keanekaragaman
bahan makanan merupakan kunci dari menu makanan bergizi seimbang.
Kebutuhan kalori mudah didapat dari tambahan porsi biji-bijian, sayuran,
buah dan susu rendah lemak. Jika ibu baru mengonsumsi menu bergizi
setelah beberapa minggu kehamilan, diharapkan keterlambatannya tidak
melampui masa trimester II yang merupakan masa pertumbuhan janin
terbesar.
Bagi
ibu hamil sebenarnya tidak ada makanan yang benar-benar harus
dihindari, kecuali alkohol. Namun bila ibu mengalami keluhan
mual-muntah, maka ia tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang
dapat merangsang keluhan mual-muntahnya. Contohnya adalah durian. Jika
tidak ada keluhan, buah ini boleh dikonsumsi selama hamil asalkan
jumlahnya wajar, yaitu sekitar 35 gram dalam sehari.
Olahan
apa pun seperti makanan yang dibakar boleh saja disantap asalkan
benar-benar matang dan tidak dikonsumsi bagian gosongnya. Selanjutnya,
apabila ibu hamil telah mengonsumsi menu makanan sesuai anjuran, maka
camilan tanpa kalori boleh-boleh saja dikonsumsi seperti agar-agar,
gelatin dan sejenisnya. Selain alkohol, kopi juga tidak dianjurkan
diminum selama hamil karena kurang mengandung zat gizi dan kemungkinan
memberikan efek negatif walau hal ini masih diperdebatkan. Merokok aktif
maupun pasif juga harus dihentikan karena berkaitan dengan tingginya
risiko keguguran, bayi lahir meninggal, lahir prematur, ataupun lahir
dengan berat badan rendah (kurang dari 2.500 gram).
b. Pantau Kenaikan Berat Badan
Pada
trimester I biasanya ibu hamil akan mengalami penyesuaian terhadap
perubahan fungsional dalam tubuhnya akibat proses kehamilan. Di
antaranya keluhan mual-muntah dan rasa tidak nyaman lainnya. Dengan
demikian, asupan makanan selama trimester ini belum dapat menaikkan BB
ibu hamil. Normalnya, pada trimester I berat badan diharapkan naik
kurang dari 2 kilogram. Sedangkan pada trimester II dan III sebaiknya
kenaikan BB kurang dari 1/2 kg setiap minggunya.
Ibu
hamil yang tergolong kurus sebelum hamil, diharapkan bisa mencapai
kenaikan BB sebanyak 12,518 kg pada akhir kehamilan. Sedangkan untuk
mereka yang tidak kurus dan tidak gemuk alias memiliki berat badan ideal
diharapkan mencapai kenaikan BB sebesar 11,516 kg di akhir
kehamilannya. Sedangkan mereka yang kelebihan BB saat sebelum hamil
diharapkan kenaikan BB-nya hanya 711,5 kg pada akhir kehamilannya.
Sementara wanita hamil yang kegemukan sebelum hamil, kenaikan BB
dianjurkan sebatas 6 kg atau lebih sedikit pada akhir kehamilannya. Agar
kenaikan berat badan terjaga, tentu saja ibu perlu secara berkala dan
rutin menimbang badan bersamaan dengan pemeriksaan kehamilan.
c. Menu Sehari Ibu Hamil
Menu
makanan untuk ibu hamil pada dasarnya tidak banyak berbeda dari menu
sebelum hamil. Jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam
pengaturan menu makanan selama hamil. Nah, berikut bahan makanan yang
dianjurkan dalam sehari:
|
|
Kelompok bahan makanan:
|
Porsi:
|
roti, serealia, nasi dan mi
|
6 piring/porsi
|
sayuran
|
3 mangkuk
|
buah
|
4 potong
|
susu, yogurt, dan atau keju
|
2 gelas
|
daging, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan
|
3 potong
|
lemak, minyak
|
5 sendok teh
|
gula
|
2 sendok makan
|
Berikut tabel contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil
Bahan makanan
|
Porsi hidangan sehari
|
Jenis hidangan
|
Nasi
|
5 + 1 porsi
|
Makan pagi: nasi
1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/ daging 1 potong sedang (40 gram),
tempe 2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1 potong
sedang
Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas
|
Sayuran
|
3 mangkuk
|
|
Buah
|
4 potong
|
|
Tempe
|
3 potong
|
|
Daging
|
3 potong
|
|
Susu
|
2 gelas
|
|
Minyak
|
5 sendok teh
|
|
Gula
|
2 sendok makan
|
Variasikan menu tersebut dengan bahan makanan penukarnya sebagai berikut:
* 1 porsi nasi (100 gram) dapat ditukar dengan:
Roti 3 potong sedang
(70 gram), kentang 2 biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar (50
gram), mi basah 2 gelas (200 gram), singkong 1 potong besar (210 gram),
jagung biji 1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1
biji sedang (135 gram)
* 1 potong sedang ikan (40 gram) dapat ditukar dengan:
1 potong kecil ikan
asin (15 gram), 1 sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang
ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir
telur ayam negeri (55 gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji
bakso sedang (170 gram) dan lainnya.
* 1 mangkuk (100 gram) sayuran, di antaranya buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya.
* 1 potong buah, seperti
1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram), 2 buah jeruk
manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar
semangka (180 gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140
gram), 1/4 buah nenas sedang (95 gram), 3/4 buah mangga besar (125
gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram), 2
buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75 gram),
2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.
* 2 potong sedang tempe (50 gram) dapat ditukar dengan:
Tahu 1 potong besar
(110 gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang hijau
(20 gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25 gram), 2 sendok makan
kacang merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5
sendok makan kacang mete (15 gram), dan lainnya.
* 1 gelas susu susu sapi (200 cc) dapat ditukar dengan:
4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt nonfat (120 gram), 1 potong kecil keju (35 gram), dan lainnya.
* Minyak kelapa 1 sendok teh (5 gram) dapat ditukar dengan:
avokad 1/2 buah besar
(60 gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa
parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.
* Gula pasir 1 sendok makan (13 gram) ditukar dengan:
1 sendok makan madu (15 gram)
C. Penutup
Ibu
hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada
ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan
janin dan anak yang akan dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang
gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain: keguguran, bayi
lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, dan bayi
lahir dengan BBLR.
Dengan
memahami manfaat nutrisi pada bumil, dapat diketahui apakah seorang ibu
hamil berisiko mengalami kondisi kekurangan nutrisi. Hal tersebut dapat
dicurigai bila menemui ibu hamil yang memiliki indeks massa tubuh yang
abnormal, berat badan yang abnormal, hamil dalam usia terlalu muda, ada
riwayat pernah melahirkan prematur dan BBLR, menderita penyakit kronis,
kehamilan ganda, gangguan makan (Pica) dan menderita penyakit alergi
(Andra, 2007)
Daftar Pustaka:
Depkes RI. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1996. Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Enargi Kronis. Jakarta.
Jumirah, dkk. 1999. Anemia Ibu Hamil dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Serta
Dampaknya pada Berat Bayi Lahir di Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan.
Laporan Penelitian. Medan
Kardjati, S. 1999. Aspek Kesehatan dan Gizi Anak Balita. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta
Manik, R. 2000. Pengaruh Sosio Demografi, Riwayat Persalinan dan Status Gizi Ibu
terhadap Kejadian BBLR, Studi Kasus di RSIA Sri Ratu Medan. Skripsi Mahasiswa
FKM USU. Medan.
New Paradigma health, 2007, Status gizi ibu hamil, rokok dan efeknya.\
Ummu Jabie, 2007, Gizi Tepat saat hamil.
Zulhaida Lubis, 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang Dilahirkan
www. Asi.co.id, 2006, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui, Breastfeeding Mothers’ Support Group (Singapore)
Admin, 2007, Kurang Gizi pada Ibu Hamil: Ancaman pada Janin. www.kesehatanonline.com
www. WomenHealthCareTopics.com, 2007, Folic Acid During Pregnancy.
Wiku, 2005. Kurang Gizi pada Ibu Hamil: Ancaman pada Janin. Inovasi online
Unknown, 2008, Kurang Gizi di Indonesia. www. NutritionNutrition.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar